Kana News

Jauh di Mata, Dekat di Berita

Ubah stigma Disabilitas di masyarakat, Mahasiswa MBKM PKh FIP UNM Gelar Workshop dan Pelatihan Pembuatan Tas dari Limbah Tutup Botol Plastik

Bagikan :

Makassar, kananews.net – Mahasiswa MBKM asistensi mengajar PKh FIP UNM 2024 melaksanakan Workshop dan Pelatihan Pembuatan Tas dari Limbah Tutup Botol Plastik, Workshop dan Pelatihan tersebut digelar selama 2 hari di SLB Arnadya Makassar, sejak Rabu 18 Desember hingga Kamis 19 Desember 2024 kemarin.

Workshop tersebut dihadiri oleh dosen-dosen PKh FIP UNM dan guru-guru SLB mengusung tema Meningkatkan Kesadaran Lingkungan Pada Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB: Menciptakan Karya Kreatif dan Inovatif.

Eka Putra Nur Resky selaku Mahasiswa MBKM menuturkan, kegiatan workshop ini bertujuan untuk mengembangkan sekaligus melatih kemampuan peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam berfikir dan bekerja secara fokus disetiap tugas yang diberikan sekaligus turut mengasah motorik yang dimiliki oleh peserta didik berkebutuhan khusus tersebut.
“secara umum, proses pelaksanaan kegiatan ini dapat dibagi kedalam tiga tahap. ketiga tahap tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a. tahap perencanaan. Pada tahap perencanaan ini, segala hal yang bersangkutan dalam proses pelaksanaan kegiatan ini dipersiapkan. Mulai dari round done acara, materi pengantar, surat undangan kegiatan untuk para dosen, sampai dengan media yang akan digunakan.
b. tahap proses lanjutan. Pada tahap proses lanjutan ini, komponen yang telah dirancang atau dipersiapkan sebelumnya itu mulai dijalankan, dan pada tahap ini, pihak sekolah turut membantu dalam memastikan kesesuaian dengan seluruh komponen yang ada sehingga, semua dapat berjalan sesuai dengan rencana.
c. tahap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan ini pula, seluruh hasil yang telah dirancang dan diproses sebelumnya akhirnya ditampilkan. Dalam pelaksanaan ini turut melibatkan siswa, mahasiswa asistensi, sampai keguru punjuga tidak ketinggalan untuk dilibatkan, selama proses kegiatan worksop berlangsung,” jelas Eka, siswa yang dilibatkan serta para guru sangat antusias mengikuti acara ini tambahnya.
“harapan kami dalam kegiatan ini agar peserta didik berkebutuhan khusus dapat faham dan mengerti akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar, juga kami berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah dalam mengsosialisasikan kepada banyak pasang mata diluaran sana bahwa, stereotaiping atau pandangan buruk yang ada pada diri anak berkebutuhan khusus, yang menganggab bahwa anak berkebutuhan khusus itu adalah anak yang tidak bisa apa-apa dan tidak tahu apa-apa itu tidak dapat dibenarkan samasekali. Kegiatan inilah buktinya, anak berkebutuhan khusus juga bisa berkreatifitas dan berkarya seperti orang-orang yang ada diluarsana. Meskipun dalam batas yang begitu jelas, namun asa serta mimpi mereka takan pernah habis dan lepas,” jelas Eka dalam wawancaranya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *