Kana News

Jauh di Mata, Dekat di Berita

Gelar White Cane Awareness Day, pemerintah siap bersenergi dengan organisasi Disabilitas

filter: 0; fileterIntensity: 0.0; filterMask: 0; module: j; hw-remosaic: 0; touch: (0.19027779, 0.19027779); modeInfo: ; sceneMode: Night; cct_value: 0; AI_Scene: (-1, -1); aec_lux: 337.34747; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~15: 0.0;
Bagikan :

Makassar, kananews.net – Dewan Pengurus Daerah Persatuan Tunanetra Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (DPD PERTUNI SULSEL) menggelar White Cane Awareness Day dengan tema Tongkat Putih Dalam Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif.

Kegiatan tersebut berlangsung di Kantor Gubernur Provinsi Sulsel pada Sabtu 19 Oktober 2024, yang menghadirkan aparat pemerintah mulai dari Dinas kesehatan, dinas koperasi, dinas social dan organisasi Disabilitas.

Kegiatan ini diawali dengan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya: sambutan Ketua Dewan Pengurus Persatuan Tunanetra Indonesia, sambutan gubernur Sulawesi Selatan, pemutaran film perjalanan DPD PERTUNI SULSEL dan pembacaan doa.

Yoga Indar Dewa dalam sambutannya sangat berterimakasih kepada semua yang hadir dalam rangka memperingati hari tongkat putih internasional.
“Di tempat ini kita akan menggelar Talkshow yang membahas tentang perkembangan ekonomi dalam lingkup Disabilitas, terkhusus Disabilitas netra.
“PERTUNI dalam 2 tahun ini berfokus kepada peningkatan ekonomi teman-teman netra, hal itu kami lakukan karena mirisnya keadaan ekonomi teman-teman netra pasca covid, banyak usahanya teman-teman netra yang harus tutup khususnya pijat dan melakukan ekonomi yang sangat riskan dan turun ke jalan melakukan pekerjaan yang sangat bahaya menurut kami.”
“Karena itu pasca covid ini kami berupaya untuk terus membangun teman-teman secara keterampilan, baik dari segi keilmuan lain selain dari terapis (pijat) dan usaha-usaha lain,” jelas Yoga.

Ada beberapa program yang sudah mulai muncul di kalangan teman-teman netra, dan ini kami harapkan dari Dinas Koperasi yang bisa membantu kami untuk mengembangkan teman-teman dan tidak berketerusan ada di kontruksi sosial yang menganggap bahwa, tunanetra itu identik dengan pijat.
“Kita mau mengesplorasi hal-hal yang jau lebih luas dari sekadar pijat.”

Untuk itu kami juga meminta kesediaan dari Dinas atau pemerintahan untuk membuat beberapa pelatihan selain dari pelatihan pijat dan itu melibatkan PERTUNI, untuk berdiskusi bagaimana dan apa yang harus di lakukan.
“Terlalu banyak kegiatan yang dilakukan tanpa kordinasi dengan organisasi Disabilitas, yang ujungnya kegiatan itu tidak memiliki dampak yang seharusnya.”

Beberapa kegiatan yang dibuat untuk teman-teman Tunanetra, tidak berkoordinasi dengan organisasi akhirnya pelatihnya bingung harus melakukan apa saat menghadapi teman-teman yang buta total.

Di momen memperingati hari tongkat puti mengisyaratkan banyak hal, bukan hanya bagaimana seorang tunanetra bisa lebih menjadi aman, tapi tongkat putih adalah simbol kebebasan, simbol independensi, simbol dari kemerdekaan, hak dan berdayanya teman-teman netra.

Karena tongkat putih teman-teman tunanetra bisa berkegiatan, bisa bepergian ke mana-mana.
“Untuk itu melalui momen hari tongkat putih ini saya berharap tongkat puti bisa menjadi simbol tunanetra mampu mandiri dan kita berdaya bersama,” jelas ketua DPD PERTUNI itu.

Sementara itu Dr. dr. M. Ishaq Iskandar, M.Kes, M.M., M.H, selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, yang mewakili PJ Gubernur dalam sambutannya mengatakan: peringatan hari tongkat putih ini bukan sekadar seremoni, tapi lebih dari itu, ini adalah perwujudan dari kepedulian dukungan dan komitmen kita terhadap saudara-saudara kita, penyandang Disabilitas.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi dan rasa hormat yang paling dalam kepada seluruh pengurus dan anggota PERTUNI, serta para aktifis dan Relawan yang selama ini telah berjuang untuk memberikan pelatihan, ataupun sumbangsih, ataupun hal-hal yang bisa menunjang hak-hak tunanetra di seluruh Indonesia.”

PERTUNI bukan hanya organisasi, tapi juga sebagai simbol persatuan, simbol semangat dan harapan bagi para Tunanetra dalam meraih kesetaraan diberbagai bidang.
“Hari peringatan tongkat putih ini adalah pengingat bagi kita semua terkhusus pemerintah, peran kami dalam mendukung masyarakat Disabilitas termasuk tunanetra sangatlah penting.”

Kami di pemerintahan berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak Disabilitas, dengan memberikan pelayanan yang inklusif dan kebijakan yang ramah terhadap seluruh lapisan masyarakat.

Hal ini mencakup akses terhadap pendidikan, lapangan kerja, transportasi serta fasilitas publik lainnya yang mudah diakses dan memadai bagi mereka.
“Saya mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk mendukung kemandirian serta partisipasi aktif dari Disabilitas, mereka tidak hanya memerlukan empati, tapi juga kesempatan yang setara untuk berperan dalam pembangunan baik ditingkat daerah maupun di tingkat nasyional.”

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan adalah kunci dari terciptanya lingkungan sosial yang inklusif.

Kita harus mampu memastikan bahwa kesetaraan hak bukan sekedar konsep, tapi benar-benar diwujudkan dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari.

Kita juga harus mendukung para Tunanetra untuk mandiri agar mereka bisa berdaya dan berkontribusi secara maksimal bagi keluarga, lingkungan sekitar serta untuk bangsa yang besar ini.
“Saya menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya untuk bersenergi dengan PERTUNI dan berbagai organisasi-organisasi lain untuk mewujudkan kebijakan yang lebih adil dan berpihak kepada saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan.”

Harapan kita semua adalah tidak ada lagi diskriminasi dan masyarakat semakin peduli, empati dan sadar akan pentingnya penerapan inklusif di lingkungan sosial, jelas kepala dinas kesehatan sebelum membuka acara dengan resmi.

Diakhir kegiatan para tamu undangan dan para peserta foto bersama. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *