Makassar, kananews.net – Jalan Tol Layang AP Pettarani merupakan perpanjangan dari Jalan Tol Seksi 1 dan 2, sejak beroprasinya jalan tersebut sudah memakan korban Kecelakaan tragis yang melibatkan mobil mewah jenis SUV Toyota Land Cruiser dengan truk kontainer hingga meninggalnya dua orang di Jalan Tol Layang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kasat Lantas Polrestabes Makassar Kompol Mamat Rahmat mengatakan, mobil Land Cruiser itu ditumpangi owner (pemilik) warung makan Pallubasa Makassar, dan dikemudikan oleh Al Qadri Chaeruddin (36).
Penumpang lainnya yakni sang istri Nurjannah (35), adik Al Qadri, Khaerunnisa Chaeruddin (23), dan anak kedua pasangan mereka, Muh Fadlan (7).
“ia merupakan salah satu pengusaha pemilik Pallubasa Makassar, mereka saat itu dalam mobil satu keluarga, ada bapak, istri, anak, dan adeknya dalam perjalanan,” kata Mamat, saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (26/9/2024).
Infrastruktur konektivitas yang dimaksud dalam peristiwa nahas tersebut adalah tol layang pertama di Makassar yakni Tol Andi Pangeran (AP) Pettarani.
Diketahui sebelumnya Jalan tol tersebut telah diresmikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulono, Kamis (18/3/2021) silam.
Ini merupakan jalan tol yang diklaim sebagai ikon baru Kota Makassar dengan bentang 4,3 kilometer.
Tol yang dibangun PT Makassar Metro Network atau MMN baru telah melewati berbagai tahapan cukup panjang. Karena, dapat dioperasikan secara penuh.
Pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani merupakan salah satu contoh kontribusi swasta dalam pembangunan infrastruktur nasional.
PT Margautama Nusantara atau MUN melalui anak usahanya MMN bersama pemerintah daerah menginisiasi pembangunan jalan tol bernilai Rp 2,24 triliun itu.
Hal tersebut dilakukan demi mendukung sistem perekonomian dan mobilitas sekaligus sebagai fasilitas pendukung kemajuan Kota Makassar dan daerah sekitarnya.
Secara total, masa konstruksi jalan tol layang ini membutuhkan waktu selama 30 bulan dengan melibatkan lebih dari 2.000 pekerja lokal.
Dengan kata lain, keberadaan proyek ini juga turut memberikan kontribusi pada penyerapan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Makassar.
Ini sekaligus memberikan kontribusi dan multi-efek dalam perputaran perekonomian di wilayah tersebut.
Diketahui, Tol Layang AP Pettarani dibangun tanpa adanya pembebasan lahan dan menggunakan teknologi mutakhir bidang konstruksi serta inovasi perencanaan dan pelaksanaan.
Teknologi yang digunakan di antaranya formwork pier head tanpa shoring, erection box girder dengan double gantry sehingga tidak memerlukan struktur penyokong.
Dengan demikian, pelaksanaannya jauh lebih cepat, dan gangguan pada aktivitas dan lalu lintas lebih minim.
Proyek tersebut juga menggunakan instalasi expansion joint per 350 meter untuk menghasilkan permukaan yang lebih rata.
Untuk memonitor kinerja dan kondisi struktur jembatan selama masa operasi, juga dipasang Structural Health Monitoring System (SHMS) antara lain dilengkapi sensor-sensor yang memberikan informasi kondisi struktur secara real time. (*)