kananews.net–Takalar, 21 September 2024 – Suasana Kampung Seni Kana Teater, Takalar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu, 21 September 2024, terasa berbeda. Ruang seni yang biasanya tenang dan khidmat itu bergema dengan riuh rendah suara dan semangat para pelaku teater dari berbagai penjuru Takalar. Dalam sebuah acara yang digagas oleh Pakalawaki Institute bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Bahasa dan Sastra Kemendikbud, lebih dari 50 peserta dari berbagai sanggar seni berkumpul untuk merayakan kekayaan seni pertunjukan tradisional melalui program “Melodi Sastra: Harmoni Teater Lokal.”
Acara yang dihadiri oleh empat narasumber berpengalaman dari dunia teater ini, menjadi titik temu bagi para pelaku teater lokal untuk berdiskusi, belajar, dan berkolaborasi. Bagi Pakalawaki Institute, acara ini adalah langkah nyata untuk menghidupkan kembali teater tradisional yang perlahan memudar di tengah derasnya arus modernisasi.
Kolaborasi Budaya dan Literasi
Pakalawaki Institute, sebuah lembaga yang berfokus pada pengembangan sastra dan budaya lokal, dalam beberapa tahun terakhir telah gencar menyuarakan pentingnya seni pertunjukan tradisional sebagai medium literasi dan pendidikan. “Melodi Sastra: Harmoni Teater Lokal” menjadi salah satu bentuk nyata dari misi tersebut. Dalam sambutannya, Rahmat Raning, Direktur Pakalawaki Institute yang akrab disapa Damar I Manakku, menegaskan pentingnya upaya kolaboratif untuk melestarikan teater tradisional sebagai bagian dari kebudayaan lokal.
“Kami ingin teater menjadi ruang bagi masyarakat Takalar untuk kembali mengenali identitas budayanya. Seni pertunjukan, khususnya teater, memiliki kekuatan yang besar dalam menyampaikan pesan-pesan moral, nilai-nilai budaya, serta menjadi sarana edukasi yang menyenangkan. Melalui kolaborasi ini, kami berupaya menghidupkan kembali teater sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat,” ungkap Damar.
Narasumber Berpengalaman dan Diskusi Interaktif
Acara ini menghadirkan empat narasumber yang telah lama berkecimpung di dunia teater dan memiliki segudang pengalaman, baik di tingkat lokal maupun nasional. Keempat narasumber tersebut memberikan materi seputar teknik dasar teater, penulisan naskah, hingga pentingnya menjaga orisinalitas dalam setiap pertunjukan.
Para peserta yang berasal dari berbagai sanggar seni di Takalar begitu antusias mengikuti setiap sesi yang disajikan. Tidak hanya menjadi ajang pelatihan, acara ini juga membuka ruang diskusi interaktif antara para pelaku teater senior dengan generasi muda yang baru memulai karier di dunia seni pertunjukan. Banyak dari peserta yang mengungkapkan betapa pentingnya acara seperti ini diadakan untuk menjaga keberlangsungan teater lokal.
Salah satu peserta, Lilis, yang berasal dari Sanggar Seni Balangtanaya, mengungkapkan kesannya terhadap acara ini. “Melodi Sastra benar-benar memberikan pengalaman baru bagi kami. Tidak hanya belajar teknik teater, tetapi juga bagaimana menghadirkan emosi dan makna dalam setiap adegan. Teater lokal harus terus hidup, dan acara ini membantu kami menjaga semangat itu.”
Teater Sebagai Wadah Pengembangan Bahasa dan Sastra
Selain fokus pada seni pertunjukan, acara ini juga memberikan perhatian khusus pada pengembangan bahasa dan sastra lokal. Dalam sambutannya, perwakilan dari Pusat Pengembangan Bahasa dan Sastra Kemendikbud menekankan pentingnya bahasa sebagai elemen penting dalam teater. Menurutnya, teater bukan hanya sebuah pertunjukan, tetapi juga medium yang sangat efektif untuk menghidupkan kembali bahasa dan sastra daerah.
“Bahasa adalah jiwa dari setiap pertunjukan teater. Melalui dialog, narasi, dan ekspresi yang disampaikan dalam teater, kita dapat menjaga kelangsungan bahasa dan sastra daerah. Oleh karena itu, kami sangat mendukung kegiatan seperti ini, yang tidak hanya mengedepankan aspek seni, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai literasi,” ujarnya.
Dalam acara ini, Pakalawaki Institute juga memberikan ruang khusus untuk diskusi mengenai sastra lisan Makassar yang hingga kini masih menjadi bagian penting dari kebudayaan Takalar. Para peserta diberi kesempatan untuk mengeksplorasi cara-cara kreatif dalam memadukan unsur-unsur tradisi lisan dalam pertunjukan teater.
Harapan dan Masa Depan Teater Lokal
“Melodi Sastra: Harmoni Teater Lokal” diharapkan menjadi langkah awal dari rangkaian kegiatan lainnya yang bertujuan untuk melestarikan seni pertunjukan lokal di Sulawesi Selatan. Rahmat Raning alias Damar I Manakku menyampaikan bahwa Pakalawaki Institute berkomitmen untuk terus memberikan dukungan bagi pelaku teater lokal, baik melalui pelatihan maupun wadah-wadah apresiasi seni.
“Kami sangat bersyukur atas dukungan yang luar biasa dari Pusat Pengembangan Bahasa dan Sastra Kemendikbud. Ini adalah langkah awal yang baik. Ke depan, kami akan terus berupaya menyelenggarakan acara serupa agar teater lokal tidak hanya menjadi warisan masa lalu, tetapi juga menjadi bagian penting dari masa depan kebudayaan kita,” ujar Damar.
Dengan semangat kolaborasi dan penguatan budaya lokal, “Melodi Sastra: Harmoni Teater Lokal” telah berhasil menyatukan banyak pelaku seni dari berbagai latar belakang. Acara ini menjadi bukti bahwa dengan kerja sama yang baik antara lembaga budaya, pemerintah, dan masyarakat, seni tradisional seperti teater dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman.