Gaza, kananews.net – Pasukan Israel melancarkan serangan kepada gedung sekolah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang ada di Gaza, Palestina.
Serangan yang memakan korban puluhan orang itu pun mendapatkan kecaman dari berbagai pihak.
Sebuah rumah sakit di Gaza merilis pada hari Kamis (6/6/2024) bahwa jumlah korban telah gugur bertambah menjadi 37 orang.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (6/6/2024), Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al Balah, Gaza mengatakan mereka telah menerima “37 syuhada” akibat serangan terhadap sekolah UNRWA, badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina. Angka ini bertambah dari 27 korban jiwa yang sebelumnya diberitakan oleh kantor media Hamas.
Israel mengatakan bahwa sebelum serangan jet tempur Israel militer telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko jatuhnya korban warga sipil.
“Jet-jet tempur Israel, melakukan serangan tepat terhadap kompleks Hamas yang terletak di dalam sekolah UNRWA di daerah Nuseirat,” ungkap militer Israel dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (6/6/2024) kemarin.
Militer Israel mengklaim bahwa para milisi Hamas dan Jihad Islam yang tergabung dalam Pasukan Nukhba, dan ikut serta dalam serangan besar-besaran ke Israel selatan pada 7 Oktober mendatang dan beroperasi di kompleks tersebut.
Pihak Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa melaporkan adanya gangguan generator listrik pada malam sebelumnya, sehingga berisiko mempersulit perawatan pasien.
Sebelum serangan tersebut, rumah sakit itu telah menerima sedikitnya 70 orang gugur dan lebih dari 300 orang terluka sejak Selasa lalu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, setelah serangan Israel di Gaza tengah, menurut Doctors Without Borders (MSF).
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan sekretaris jenderal Antonio Guterres mengecam serangan tersebut.
“Ia menggarisbawahi jika tempat-tempat milik PBB tidak dapat diganggu gugat, termasuk saat konflik bersenjata dan harus dilindungi oleh semua pihak setiap waktu,” kata Stephane.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak Israel, sekutu dekatnya, untuk lebih transparan soal serangan udara yang menghantam sebuah sekolah PBB di Jalur Gaza, yang diubah menjadi tempat penampungan pengungsi. Sedikitnya 40 orang dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.
Militer Israel sebelumnya menyebut serangan udaranya menargetkan dan membunuh para petempur Hamas yang ada di dalam kompleks sekolah tersebut. Seorang pejabat Hamas menyebut sedikitnya 40 orang gugur , termasuk perempuan dan anak-anak, akibat serangan ke wilayah Tel Aviv. Sebagaimana yang dilansir Anadolu Agency, Jumat (7/6/2024), juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan Washington telah melakukan kontak dengan Tel Aviv membahas serangan tersebut, dan menyerukan Israel untuk “transparan” soal serangannya terhadap sekolah yang menjadi tempat perlindungan bagian ribuan pengungsi itu.
“(Israel) Harus memberikan lebih banyak informasi soal serangan ini, termasuk nama-nama orang yang gugur dalam serangan tersebut,” cetus Miller.
“Kami berharap mereka (Israel-red) sepenuhnya transparan dalam mengungkapkan informasi itu kepada publik,” tegasnya.
“Pada dasarnya mereka (Israel-red) telah mengatakan kepada kami apa yang telah mereka katakan kepada publik, yaitu, dan ini adalah klaim mereka, bahwa mereka menargetkan 20-30 anggota Hamas dan kelompok militan lainnya, bahwa mereka menggunakan serangan presisi untuk menargetkan hanya satu bagian dari gedung itu tanpa mengenai area-area di mana warga sipil berlindung,” ucap Miller dalam pernyataannya.
“Pada saat yang sama, kami telah melihat laporan di lapangan, kami telah melihat video-video dari lapangan, kami telah melihat klaim bahwa 14 anak-anak tewas dalam serangan tersebut, dan tentunya jika itu akurat, maka 14 anak-anak tewas, mereka bukanlah teroris,” sebutnya. (*)