Kana News

Jauh di Mata, Dekat di Berita

Gelar kajian keislaman, Muslim Bahar nasihatkan ini kepada yang memiliki pasangan

Bagikan :

Makassar, kananews.net – Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia (YAPTI) menggelar kajian keislaman pada Rabu, 8 DzulKaidah 1945 Hijriah/15 Mei 2024 Miladiah kemarin.

Kajian tersebut dihadiri oleh binaan, para pengurus yayasan pembinaan tunanetra Indonesia dan parra pemerhati, dengan tema bolehkah menikah dengan berbeda keyakinan.

Kajian tersebut dipandu langsung oleh Firdaus Abdul Rahim salah satu binaan Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia.

Ustadz Muslim Bahar, S.Pd.I., M.Pd. memulai materinya dengan membahas surah an-nisa ayat 79 yang artinya: apapun yang menimpamu berupa kebaikan itu dari Allah,apapun yang menimpamu berupa kejelekan dan keburukan datangnya dari dirimu sendiri.

Dari ayat ini Ustadz Muslim menjelaskan, musibah yang Allah berikan kepada kita berada pada posisi kelemahan kita.

Selain dari pada itu, Allah memberikan ujian, musiba kepada kita di waktu yang tidak disangka-sangka, dan setiap manusia akan menanggapi musibah itu sesuai dengan kadar imannya masing-masing.
“Jika kita terkena masalah atau musibah, sikap orang beriman itu tidak mencari siapa yang salah kecuali dia menunjuk dirinya sendiri dan mengatakan saya Rida terhadap takdir Allah.”

Lebih lanjut Ustadz Muslim Bahar membahas surah Al-Baqarah ayat 221 yang artinya: Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran.
“Dari ayat ini disimpulkan bahwa: laki-laki boleh menikahi perempuan musyrik, tapi perempuan musyrik tidak boleh, tapi kalau ada budak di antara mereka budak itu lebih baik walaupun dia beriman,” tegas Ustadz Muslim Bahar kepada para jamaah.

Diakhir sesi kajian, Firdaus yang memandu kajian itu membuka sesi Tanya jawab kepada para jamaah dan diakhiri dengan santapan malam bersama. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *