kananews.net – Allah SWT Berfirman:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ, حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
“Telah membuat kalian lalai, upaya memperbanyak harta, hingga kalian masuk liang kubur” (QS at-Takatsur;1-2).
Islam merupakan agama yang meletakkan kekayaan materi pada proporsinya. Bergumul dengan hal duniawi tidak mungkin dapat dihindari oleh manusia sebagai makhluk yang berdarah daging. Namun hakikat manusia itu bukan pada darah dagingnya, melainkan pada ruhaninya, maka seyogiyanya manusia tidak hanya memandang materi belaka sebagai tujuan hidupnya.
Mencari keduniawian dan menguasainya semata-mata dikecamnya sebagai kebodohan yang nyata. ayat-ayat al-Qur’an terutama yang dicanangkan pada periode peletakkan dasar keimanan (ayat Makiyah), begitu jelas kutukannya terhadap pandangan sekularisme dan materialisme yang mempertuhankan benda “Berlomba untuk menumpuk kekayaan telah membuat kalian lupa (akan hakikat hidup), sampai kalian masuk ke liang kubur” (At-Takatsur: 1, 2), Wa ma ‘l-hayat-u ‘-dunya illa mata’ul ghurur. Kehidupan duniawi itu semata kesenangan yang menipu”. (Ali ‘Imran: 185).
Oleh sebab itu, Al-Qur’an tidak pernah menggesa manusia untuk memiliki dan menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya, sebab tanpa digesa dengan ayat al-Qur’an pun manusia sudah bergegas mencari dan menumpuknya atas dorongan nafsunya sendiri. maka, yang sering dipesankan al-Qur’an justru agar manusia selalu bersikap kritis dan waspada terhadap godaan materi. Materi itu perlu dan boleh dicari, tapi bukan sebagai tujuan, melainkan sebagai sarana untuk mengaktualisasikan hakikat dirinya yang ruhani.
Generasi Islam zaman dulu punya sederet Crazy Rich yang kekayaannya benar-benar gila.
Harta mereka nggak kaleng-kaleng, bikin kita geleng-geleng.
Abdurrahman bin ‘Auf
Salah satu sahabat yang dijamin masuk surga ini terkenal memiliki keahlian dalam berbisnis.
Saat beliau wafat, masing-masing istrinya memperoleh warisan 100 ribu Dinar. Total kekayaannya saat itu bahkan mencapai 3,2 juta Dinar atau setara 6,2 Triliun rupiah!
Itu pun masih ada asset lain berupa 100 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 3000 ekor kambing.
Zubair bin Al-Awwam
Pemilik julukan Sang Pembela Nabi ini bukan hanya mahir berperang sambil menunggang kuda. Beliau juga cerdas mengelola kekayaan yang sebagian besar berbentuk tanah dan rumah.
Zubair tercatat mempunyai sebuah padang belantara. Beliau pun memiliki 11 rumah megah di Madinah, 2 di Basrah, 1 di Kufah, dan 1 lagi di Mesir. Ketika wafat, harta warisannya berjumlah 57,6 juta Dirham atau senilai 3,5 Triliun rupiah.
Thalhah bin Ubaidillah
Thalhah merupakan sahabat yang syahid dalam Perang Uhud. Ketika meninggal, beliau meninggalkan kekayaan sebesar 200 ribu Dinar dan 2,2 juta Dirham. Jika dikonversi ke rupiah saat ini, maka total kekayaannya sekitar 540 Miliar rupiah.
Sa’ad bin Abi Waqqash
Masuk Islam sejak usia 17 tahun, Sa’ad bin Abi Waqqash menjelma sebagai salah satu sahabat yang setia menemani perjuangan Rasulullah Shallallahu a’laihi wa sallam. Sebelum wafatnya, Sa’ad meninggalkan warisan mencapai 250 Dirham atau nilai setara dengan 15,3 Miliar rupiah.
Utsman bin Affan
Siapa yang tidak kenal dengan si empunya panggilan Dzu Nurain ini? Di samping sebagai Amirul Mukminin ketiga, Utsman bin Affan pun diketahui merupakan sosok saudagar yang kaya raya dan rajin bersedekah.
Beliau pernah membiayai seluruh perlengkapan dan logistik Perang Tabuk, mewakafkan sumur yang dibelinya dari seorang Yahudi dengan harga di luar nalar, dan masih banyak lagi bukti kedermawanannya.
Kekayaannya tercatat berjumlah 150 ribu Dinar, 200 ribu Dinar untuk disedekahkan, 30 juta Dirham, dan 1000 ekor unta. Totalnya setara kurang lebih 2,5 Triliun rupiah.
Itulah tadi 5 Crazy Rich yang pernah dimiliki umat Islam. Menariknya lagi, valuasi kekayaan mereka tidak hanya dihitung dari jumlah harta dan aset yang ditumpuk. Melainkan juga berapa harta yang diinfakkan bagi perjuangan dakwah dan keperluan umat Islam secara umum.
Mereka juga aktif berjihad dan menemani setiap langkah Rasulullah, tanpa takut jatuh miskin atau kehabisan hartanya.
Kalau belum bisa menjadi Crazy Rich seperti mereka, mari berlomba memperbesar valuasi sedekah kita. Terlebih di bulan Ramadhan ini ketika setiap kebaikan dilipatgandakan balasannya.
(Source: www.republika.com, www.yayasanyamini.com www.muslim.or.id, www.kompasiana.com)
والله اعلم بالصواب
Mari istiqomah dalam beribadah
U_Ibe’ Lapatongai