- Hikmah Isra’ Mi’raj Untuk Penyintas Covid-19
kananews.net – “Sesunggunya beruntunglah orang yang menbersihkan/menyehatkan jiwanya. Dan dia berzikir kepada TuhanNya, lalu dia menegakan sholat”. (QS. Al-A`laa: 14-15).
Setiap tanggal 27 Rajab umat Islam memperingati hari isra` mi`raj Nabi Muhammad SAW. Peringatan itu telah menjadi aktivitas tahunan yang cukup meriah, khususnya di Indonesia.
Tahun ini masih dalam situasi pandemi, peringatan isra` mi`raj diselenggarakan. Banyak hikmah dan nilai yang terkandung dalam perintah (aktivitas) sholat, mulai dari nilai kedisplinan individu, kekompakan dan kerjasama bermayarakat dan nilai kepemimpinan, bahkan sholat memliki nilai terapeutik.
Sholat sebagai ibadah ritual dapat menjadi sebuah kebutuhan dan menjadi sarana komunikasi manusia dengan Tuhan. Selain itu dari aspek medis dan psikologis, sholat memiliki nilai terapeutik sangat penting dalam mengatasi rasa sakit. Hal ini dapat dimanfaatkan bagi penyintas Covid-19, yang memgalami sakit secara fisik (sesak nafas, sakit pada paru-paru dan nyeri lainnya di tubuh).
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang konsep kognitif dan nilai terapeutik sholat dalam mengatasi rasa sakit. Hal ini dapat menjadi salah satu kontribusi (hikmah) secara ilmiah dalam memperingati hari isra` mi`raj nabi Muhammad SAW di masa pandemi corana saat ini.
Rasa Sakit
Rasa sakit merupakan topik yang sangat kuno yang tidak henti dibahas. Rasa sakit sudah dicatat sejak abad ke-3 SM. sewaktu Theophrastus menggunakan meconion (opium) bagi pasien-pasiennya yang mengeluh rasa sakit (Prawirohusodo, 1994). Hingga sekarang penanganan rasa sakit dilakukan dengan berbagai pendekatan, seperti pendekatan medis dan farmakologik, pendekatan alternatif berupa intervensi psikologik dan psikiatrik, pendekatan psikoterapi dan fisioterapi dan lain sebagainya.
Perasaan sakit sulit dinyatakan secara obyektif. Intensitas rasa sakit tergantung pada interpretasi masing-masing orang yang mengalaminya. Perasaan sakit sangat berhubungan hubungan rasa nyeri. Intenatonal Association for the Study of Pain (Prawirohusodo, 1994) memberikan definisi nyeri, bahwa nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan tubuh.
Menurut beberapa ahli psikologi dan filsafat bahwa rasa nyeri yang dialami ketika sakit adalah proses emosi. Dalam definisi tersebut terdapat makna psikologis dalam perasaan sakit. Secara psikologis rasa sakit merupakan persepsi emosional dari kerusakan jaringan pada tubuh.
Rasa sakit pada umumnya dapat dikurangi dengan mengunakan bahan-bahan yang terdapat di alam dan bahan kimia. Akhir-akhir ini dikembangkan pendekatan psikologis untuk menyembuhkan rasa sakit.
Beberapa pendekatan telah diusahakan berupa pendekatan kognitif, relaksasi, meditasi dan lain sebagainya. Beberapa pendekatan psikologis tersebut memiliki kelemahan dalam hal materi/muatan yang disampaikan dalam proses terapi. Hasil yang diperoleh dari proses terapi tersebut hanya menurunkan ketegangan emosi secara fisik dan bersifat sementara.
Aspek spiritual dalam materi terapi tidak digunakan, sehingga hasilnya tidak berjalan secara maksimal. Padahal secara nyata, manusia terdiri atas unsur bio, psiko, sosial dan spiritual. Banyak pasien yang telah diterapi, namun beberapa saat setelah itu sakitnya terasa kembali.
Proses kognitif mengatasi rasa sakit dengan Sholat
”Dan apabila aku sakit, maka dialah (Allah) yang menyembuhkanku”. (QS.As-Syuaraa`: 80)
Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab (1992), sholat merupakan kebutuhan akal-pikiran dan jiwa manusia, dan merupakan kebutuhan untuk mewujudkan masyarakat yang diharapkan oleh manusia seutuhnya (insan kamil / kaffah).
Menurut Al-Qur`an ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari dholat, yaitu sholat merupakan sarana menusia untuk menghubungkan diri dengan Allah (hablum minallah) lihat QS. 20:14. Sholat dan sabar sebagai penolong, lihat QS. 2:153. Sholat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar, lihat QS. 29:45 dan 70:23.
Sholat mempunyai hikmah kedisiplinan diri terhadap waktu, QS.11;114. Sholat sebagai sarana yang tetap menjaga kebersihan diri, QS. 5; 6. (Hadhiri, 1995). Sholat adalah satu-satunya cara untuk membersihkan jiwa dan raga manusia (QS.Al-Muddatsir: 4). Bahkan dalam hadist shoheh, kitab Abu Daud disebutkan bahwa “Sholat dapat menghilangkan penyakit dari tubuh” (Al-Qorni, 2005).
Sholat tidak hanya dapat menyembuhkan penyakit psikis/rohani, tapi juga sholat dapat mengatasi rasa sakit dan menyembuhkan penyakit fisik. Kita ingat, dalamsatu riwayat, ketika sahabat Ali bin Abi Thalib RA terkena anak panah mengalami rasa sakit yang sungguh luar biasa. Kemudian dengan menjalankan sholat sakitnya tersebut tidak terasa.
Sholat mempunyai efek seperti obat yaitu efek depresan (efek ketenangan). Konsentrasi pada masalah (stimulus/rangsang) lain dapat menghambat situmulus rasa sakit sampai ke otak, sehingga rasa sakit kurang dirasakan.
Psikolog UGM Yogyakarta, Prof. Dr. Djamaluddin Ancok (1989) menjelaskan fenomena ini dengan gate system theory. Menurut teori ini, rangsang sakit yang masuk ke dalam otak dapat dihambat oleh rangsang lain, dalam kasus ini adalah sholat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa konsentrasi yang penuh dalam sholat, yaitu hanya mengingat Allah Swt. akan nenutup rangsang lain yang akan terbawa ke otak.
Banyak orang melakukan sholat, tapi tidak mengingat Allah. Padahal perintah dilakukanya sholat untuk mengingat Allah. Sebagaimana dalam Al-Qur`an yang berbunyi: “Aqimissholah lizikri”. Menurut sebagian besar orang, sholat merupakan rutinitas semata, yang jika telah dilakukan maka gugurlah kewajiban. Sehingga sholat yang dilakukan tersebut tidak memiliki bekas (atsar) dan manfaat pada dirinya.
Aspek kualitas dalam sholat yang menjadi kunci utama dalam penyembuhan penyakit. Aspek kualitas ini tergambar dari keimanan dan kekhusukan seseorang dalam melakukan sholat. Berdirinya manusia dihadapan Allah dengan khusu` dan tunduk, mengarahkan seluruh jiwa dan raganya kepada Allah, berpaling dari semua problem dan kesibukan dunia dan tidak mengingat sesuatu melainkan Allah dengan ayat –ayat Al-Qur`an yang dibacanya akan membekalinya dengan suatu tenaga rohani yang menimbulkan perasaan tenang jiwa yang damai, qalbu yang tentram dan pikiran yang bebas dari beban.
Sikap khusu` merupakan aktifitas kognitif melibatkan daya konsentrasi yang kuat kepada Allah. Menurut psikolog Muslim, Dr. M. `Utsman Najati (2000) sholat yang berkualitas merupakan kegiatan terapeutik yang sangat penting dalam meredakan ketegangan syaraf dan menurunkan kegelisahan yang diderita oleh seseorang. Keadaaan tenang dan jiwa yang damai yang ditimbulkan oleh sholat bisa tetap berlangsung untuk beberapa lama setelah sholat dilakukan.
Iman sebagai landasan utama kualitas sholat. Iman landasan perbutan dan dengan iman sikap khusu` dalam sholat dapat dicapai. Keimanan adalah obat yang paling mujarab. Keimanan adalah hidup itu sendiri (lihat Q.S: Al-Ahkaf 13-14). Menurut Al-Qorni (2005), pengarang buku: La Tahzan, sholat merupakan obat mujarab untuk mengobati penyakit, karena sholat dapat memasukkan iman ke dalam jiwa. Cara sholat seperti itu akan menghasilkan suatu kualitas sholat yang dapat menghilangkan rasa sakit dan dapat pula menyembuhkan penyakit.
Diakhir tulisan ini, sebagai langkah praktis, ada beberapa hal yang diusahakan agar kualitas sholat dapat diraih, diantaranya:
1. Adannya motivasi intrinsik, niat yang didasari iman karena Allah SWT., Jangan lalai dari sholat dan jangan melakukan karena ria (ekstrinsik), lihat QS.: 107:4-6.
2. Pusatkan perhatian kepada Allah dan mencurahkan perhatian pada waktu sholat. Lihat QS.:7:29. Khusu` dalam keadaan bagaimanapun juga, lihat QS.: 2: 238-239, QS. 4;101-103, QS.23: 1-2. Sholat sangat berat, kecuali bagi orang yang khusyu`: 2;45-46.
Penutup
Hingga saat ini penanganan rasa sakit dilakukan dengan berbagai pendekatan, diantaranya: pendekatan medis, pendekatan farmakologik, pendekatan psikologik dan pendekatan alternatif lainnya.
Pendekatan tersebut memiliki kelemahan secara spiritual, dan hasil terapi yang dicapai kurang maksimal. Sholat sebagi ibadah ritual dapat menjadi sebuah kebutuhan dan menjadi sarana komunikasi manusia dengan Tuhan, serta memiliki nilai terapeutik sangat penting dalam mengatasi rasa sakit.
Kunci dari mengatasi rasa sakit itu terletak pada kualitas sholat yang tercermin dari keimanan yang terpadu dalam kekhusukan. Khusu` dalam sholat merupakan proses kognisi yang dapat menghambat rangsang sakit di otak, sehingga tercipta efek depresan (obat penenang). Dengan kondisi ini dapat menangani rasa sakit dan dapat pula menyembuhkan penyakit psikis maupun fisik.
Demikian, semoga bermanfaat. Smoga kehidupan ini dapat segera pulih kembali, dan semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan melindungi kita semua, aamien YRA. Kami akhiri tulisan ini dengan firman Allah SWT sebagai berikut:
…“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” (QS. Al-Maaidah: 32).
Wallahu `alam
Nasrumminallah wa fathun qarib.
Billahi fi sabilill haq, fastabiqul khaerat.
Alhamdulillahi rabbilalamin.